Di Tolak Warga Aceh, pengungsi Rohingya Sudah 20 Hari di Laut
Pengungsi Rohingya – Dalam tiga hari, dari tanggal 14 hingga 16 November 2023, tiga kapal yang membawa pengungsi Rohingya, warga negara Myanmar, mendarat di Aceh. Dalam tiga kapal itu terdapat sedikitnya 592 pengungsi.
Kapal pertama mendarat di Desa Aron, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, pada tanggal 16 November 2023. Kapal tersebut membawa 192 imigran. Kapal kedua mendarat di Desa Pantee Meureudu, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie Jaya, pada tanggal 15 November 2023. Kapal tersebut membawa 180 imigran. Kapal ketiga mendarat di Desa Batee, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, pada tanggal 14 November 2023. Kapal tersebut membawa 220 imigran.
Para pengungsi Rohingya tersebut berasal dari berbagai wilayah di Myanmar, termasuk Arakan, Rakhine, dan Yangon. Mereka melarikan diri dari Myanmar karena mengalami persekusi dan penganiayaan oleh pemerintah Myanmar.
Pemerintah Aceh telah memberikan bantuan kepada imigran Rohingya tersebut. Bantuan yang diberikan meliputi makanan, minuman, pakaian, dan obat-obatan. Para imigran tersebut juga telah ditempatkan di tempat penampungan sementara di Yayasan Mina Raya, Gampong Luen Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie.
Pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk menangani para imigran Rohingya tersebut. BP2MI akan melakukan verifikasi identitas dan status hukum para imigran tersebut. Jika status hukum mereka sudah jelas, maka BP2MI akan memfasilitasi mereka untuk melanjutkan perjalanan ke negara ketiga.
Penolakan terhadap kedatangan imigran Rohingya di Aceh masih terjadi. Beberapa warga Aceh khawatir akan dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh kedatangan pengungsi Rohingya. Namun, pemerintah Aceh dan BP2MI terus berupaya untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada para pengungsi Rohingya tersebut.
Baca Juga : Massa Aksi Tolak Konser Coldplay Ricuh di GBK, Ini 3 Alasan Masyarakat
Penyebab Warga Aceh Tolak Pengungsi Rohingya
Pada umumnya, masyarakat Aceh dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan suka menolong sesama. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat Aceh justru menolak kedatangan pengungsi Rohingya. Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab penolakan tersebut, antara lain:
Kekhawatiran terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat
Warga Aceh khawatir bahwa kedatangan pengungsi Rohingya akan menimbulkan masalah keamanan dan ketertiban masyarakat. Hal ini karena beberapa imigran Rohingya sebelumnya pernah berperilaku tidak baik, seperti mencuri, merusak fasilitas umum, dan mengganggu masyarakat setempat.
Kekhawatiran terhadap penyebaran penyakit
Warga Aceh juga khawatir bahwa kedatangan imigran Rohingya akan menyebarkan penyakit, terutama penyakit menular. Hal ini karena imigran Rohingya sering datang dalam kondisi lemah dan tidak sehat.
Kekhawatiran terhadap beban ekonomi
Warga Aceh khawatir bahwa kedatangan pengungsi Rohingya akan membebani perekonomian masyarakat. Hal ini karena pengungsi Rohingya membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Selain itu, penolakan warga Aceh terhadap imigran Rohingya juga diduga dipengaruhi oleh faktor politik. Beberapa pihak menuding bahwa pemerintah Aceh sengaja menolak kedatangan pengungsi Rohingya untuk menjaga citra daerahnya.
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengatasi masalah penolakan warga Aceh terhadap pengungsi Rohingya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menempatkan imigran Rohingya di tempat penampungan yang terpisah dari masyarakat. Namun, upaya ini belum membuahkan hasil yang maksimal.
Penolakan warga Aceh terhadap imigran Rohingya merupakan masalah yang kompleks. Pemerintah perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Solusi yang tepat harus dapat memenuhi kebutuhan kemanusiaan imigran Rohingya, serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat setempat.
Baca Juga : Sosok Rinoa Aurora Senduk ‘Cucu’ Indro Warkop yang Diduga Dianiaya Leon Dozan
TNI Perkuat Pengawasan Laut Cegah Rohingya Masuk ke Indonesia
Setelah tiga kapal yang membawa Pengungsi Rohingya mendarat di Aceh dalam tiga hari, TNI memperkuat pengawasan laut untuk mencegah kedatangan imigran Rohingya lainnya.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K., S.E., M.M., mengatakan, TNI mengerahkan kapal perang, pesawat patroli, dan tim gabungan untuk melakukan pengawasan laut di Selat Malaka.
“Kami akan melakukan patroli secara rutin dan terus-menerus untuk mencegah masuknya imigran Rohingya ke Aceh,” kata Laksamana Rasyid.
TNI juga bekerja sama dengan aparat keamanan lainnya, seperti Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), untuk melakukan pengawasan laut.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi Rohingya. Namun, pemerintah juga tidak ingin menerima imigran Rohingya secara permanen karena khawatir akan menimbulkan dampak sosial dan ekonomi.