WARTA DIGITAL

SItus berita terlengkap dan terpopuler

News

Adu Kuat Lima Besar Calon Pendamping Ganjar

Warta.digital – Daftar bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo sudah mengerucut dari sepuluh menjadi lima nama. Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan kelima nama itu yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Lalu, Ketua Awam Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Awam PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.

Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengukur kelima nama bakal cawapres Ganjar itu mempunyai kompetensi. Tetapi, dia memperhatikan sosok Sandiaga dan Erick Thohir lebih mempunyai kans besar mengantar Ganjar.

“Dari beberapa aspek yang memenuhi kriteria itu pertama Sandiaga Uno. Kemudian kedua Erick Thohir. Kalau mau kita bikin urutan ya begitu,” kata Karyono, Selasa (25/7).

Karyono memperhatikan kompetensi saja tidak cukup menjadi alasan untuk dipilih sebagai cawapres. Dia memperhatikan sosok cawapres setidaknya sepatutnya mempunyai berjenis-jenis keunggulan lain.

Salah satunya soal elektabilitas. Berdasarkan nya, nama Sandi dan Erick baru-baru ini ini tak jarang bertengger di papan atas hasil survei elektabilitas cawapres.

Hasil survei institusi Indikator Politik Indonesia 20-24 Juni menempatkan Erick di daerah teratas sebagai calon wakil presiden potensial. Erick menerima elektabilitas sampai 22,9 persen, disusul Ridwan Kamil dengan perolehan 20,1 persen, dan Sandiaga Uno di posisi ketiga sebesar 17,5 persen.

Sementara survei Litbang Alat pada 29 April-10 Mei lalu menempatkan Sandiaga di posisi puncak dengan elektabilitas sebesar 11,9 persen. Kemudian disusul Ridwan Kamil dengan 9,3 persen, Erick Thohir (4,5 persen), AHY (4,1 persen), dan Tri Rismaharini (2,2 persen).

Karyono beranggapan sosok cawapres sepatutnya mempunyai elektabilitas tinggi untuk menolong calon presiden meraih lebih banyak dukungan di Pilpres 2024.

Baca Juga : Penyebab Truk Tabrak Tiang Listrik Berujung KRL Berhenti

“Ini jadi modal, jadi syarat, kenapa? Tentu faktor elektabilitas ini faktor penting untuk dongkrak. Menentukan pasangan untuk meningkatkan elektabilitas dan meraih dukungan luas,” kata dia.

Lalu, lanjut Karyono, cawapres mempunyai modal finansial yang cukup. Karyono mengatakan untuk mencontoh kontestasi Pilpres butuh finansial yang tidak sedikit di tengah iklim demokrasi Indonesia yang liberalistik.

Sandi dan Erick juga diketahui sebagai pengusaha. Sebab Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2022, Sandiaga tercatat mempunyai kekayaan menempuh Rp10,9 triliun. Kekayaannya naik Rp 300 miliar diperbandingkan 2021. Sementara harta kekayaan Erick menurut LHKPN tahun 2022 sebesar Rp2,303 triliun.

“Karena memang pilpres butuh resources finansial yang besar. Dua nama itu [Sandi dan Erick] memenuhi syarat soal itu,” kata dia.

Kemudian, kata Karoyono, hal lain yang patut jadi pertimbangan memilih cawapres Ganjar adalah mempunyai modal dekat dengan klasifikasi Islam. Dia mengatakan Sandi dan Erick sama-sama mempunyai modal ini.

Sandi adalah kader PPP yang notabenenya adalah partai berbasis Islam. PPP sekarang sudah berkoalisi dengan PDIP. Sementara Erick adalah kader Gerakan Pemuda Ansor, organisasi otonom dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Karyono mengatakan dua nama ini potensial melengkapi daya Ganjar untuk meraih pemilih dari kalangan Islam.

Sementara itu, khusus untuk Andika Perkasa, Karyono memperhatikan bisa ditempatkan sebagai ketua regu berhasil Ganjar di Pilpres 2024. Dia beranggapan, Andika yang adalah eks Panglima TNI mempunyai kesanggupan menyiapkan taktik di pilpres.

“Expert soal strategi. Dan bisa imbangi Prabowo nanti misalnya dia maju melawan Ganjar,” kata Karyono.

Adu Kuat Lima Besar Calon Pendamping Ganjar

AHY dan Cak Imin untuk lemahkan lawan

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago berpandangan masuknya nama AHY dan Cak Imin di bursa cawapres Ganjar sekedar untuk melemahkan fokus lawan. Bila, ketika ini Demokrat yang dipimpin AHY sudah mengusung Anies Baswedan via Koalisi Perubahan.

PKB bahkan sudah berkoalisi dengan Gerindra, mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

“Ini sedang melemahkan konsentrasi dan kekuatan politik yang dimiliki Prabowo dan Anies,” kata Arifki.

Arifki mengukur AHY dan Cak Imin hingga ketika ini belum menerima kejelasan soal nasib mereka sebagai cawapres di koalisinya masing-masing. Ketidakjelasan nasib ini, lanjutnya, dimanfaatkan PDIP untuk memasukkan nama AHY dan Cak Imin dalam bursa cawapres Ganjar.

Baca Juga : Kapal Tenggelam di Buton Tengah, Tewaskan 15 Penumpang Usai Nonton Konser

Namun PKB atau Demokrat merapat ke PDIP, Arifki memperhatikan dukungan politik bagi Ganjar akan makin menguat. Di ketika yang sama, kata ia, daya politik lawan juga makin lemah dengan sendirinya.

“Bila masuknya Demokrat atau PKB ke Ganjar akan buat kekuatan politik Ganjar makin meningkat. Makanya dengan ambil kekuatan lawan, kekuatan sendiri akan kuat. Kan begitu strateginya,” kata dia.

Tetapi, Arifki tidak yakin AHY dipilih PDIP sebagai cawapres Ganjar. Hal ini tidak lepas dari sikap politik PDIP dan Demokrat yang senantiasa berseberangan semenjak 2004.

“Sulit bagi PDIP memberi ruang begitu besar bagi AHY, apalagi pernah ada luka,” ucap dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *